Proyek Hotmix di Asahan Disorot: Diduga Sarat Persekongkolan, Kualitas Dipertanyakan

Tempo.ID,Asahan Proyek pengaspalan hotmix di Kota Kisaran, Kabupaten Asahan, yang menelan anggaran miliaran rupiah dari APBD 2025, menuai sorotan tajam. Sejumlah pemerhati proyek pemerintah, aktivis LSM, hingga masyarakat menilai pelaksanaan proyek ini sarat kejanggalan, mulai dari perencanaan yang dinilai terburu-buru hingga dugaan adanya persekongkolan dan cacat mutu dalam pengerjaan.

Sejak awal Januari 2025, proyek ini sudah berjalan di beberapa titik, termasuk Jalan Diponegoro dan Jalan HOS Cokroaminoto. Namun, cepatnya eksekusi proyek menimbulkan tanda tanya besar. Bagaimana proses perencanaan dilakukan? Apakah cukup matang? Ataukah hanya sekadar formalitas? Dugaan persekongkolan pun mencuat, meski proyek diklaim menggunakan sistem e-katalog.

Selain itu, mutu pekerjaan proyek ini juga dipertanyakan. Sejumlah titik pengerjaan dinilai tidak memenuhi spesifikasi teknis yang seharusnya. Bahkan, beberapa alat pendukung tidak berfungsi dengan baik, seperti kompresor yang rusak di proyek Jalan HOS Cokroaminoto. Lebih parah lagi, ada laporan bahwa hotmix langsung dihampar tanpa pembersihan lahan terlebih dahulu, yang berpotensi mengurangi daya tahan jalan.

Di Jalan Pergam, Lestari, Kecamatan Kisaran Timur, kondisi proyek ini semakin memprihatinkan. Baru beberapa hari selesai, aspal sudah mengalami “Retak Buaya”, sebuah indikasi kuat bahwa kualitas bahan atau teknik pengerjaan tidak sesuai standar.

Upaya konfirmasi kepada Kepala Dinas PUPR Asahan, Agus Jaka Putra Ginting, telah dilakukan oleh media ini sejak Kamis (13/2) dan kembali dilayangkan pada Senin (3/3). Namun hingga berita ini ditayangkan, belum ada tanggapan dari pihak terkait.

Publik pun semakin mempertanyakan transparansi proyek ini. Bagaimana anggaran miliaran rupiah bisa menghasilkan jalan berkualitas rendah? Mengapa pengawasan terkesan lemah? Benarkah ada unsur kolusi antara pejabat dan kontraktor?

Masyarakat dan para aktivis menuntut jawaban serta tindakan tegas dari pemerintah daerah. Jika dugaan ini terbukti, maka patut dipertanyakan, siapa yang sebenarnya diuntungkan dalam proyek ini?

(Tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *