Tempo.id,Jakarta –Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), resmi melaporkan lima tokoh ke Polda Metro Jaya terkait tuduhan penggunaan ijazah palsu yang selama ini beredar. Didampingi tim kuasa hukumnya, Jokowi menjalani pemeriksaan intensif dengan 35 pertanyaan dari penyidik pada Rabu, 29 April 2025.
Dalam keterangannya, Jokowi menjelaskan bahwa laporan ini baru dilakukan sekarang karena sebelumnya dirinya masih menjabat sebagai Presiden, sehingga mempertimbangkan situasi saat itu. Kini, demi kejelasan dan penyelesaian yang tuntas, Jokowi memilih untuk membawa kasus ini ke jalur hukum.
“Dulu saya pikir sudah selesai. Tapi ternyata masalah ini masih berlarut-larut. Oleh karena itu, lebih baik dibawa ke ranah hukum agar semuanya menjadi jelas dan gamblang,” ujar Jokowi kepada wartawan.
Kuasa hukum Jokowi, Yakup Hasibuan, mengonfirmasi bahwa ada lima nama yang dilaporkan, yakni:
Roy Suryo, mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora)
Rismon Sianipar, ahli digital forensik
Tifauziah Tyassuma, dokter yang aktif di media sosial
Rizal Fadillah, pemerhati politik
Serta satu individu lain yang masih disebutkan dengan inisial K.
Sementara itu, kuasa hukum lainnya, Rivai Kusumanegara, menambahkan bahwa kelima nama ini adalah bagian dari 24 objek penyelidikan yang dilakukan pihaknya.
“Dalam lidik dari 24 objek itu, memang ada lima yang kami duga paling tidak ikut terlibat dalam tindak pidana yang kami laporkan,” terang Rivai.
Laporan ini diajukan dengan dasar dugaan pencemaran nama baik, sesuai dengan Pasal 310 dan Pasal 311 KUHP tentang penghinaan dan pencemaran nama baik. Karena termasuk delik aduan, Jokowi selaku korban harus melaporkan langsung.
“Kan delik aduan, memang harus saya sendiri yang datang,” imbuh Jokowi.
Meski begitu, Jokowi menilai persoalan ini sebenarnya masalah ringan, namun harus tetap diproses agar tidak menjadi polemik berkepanjangan di masyarakat.
“Dibawa ke ranah hukum akan semakin baik, sehingga nanti semuanya menjadi jelas,” tutupnya.(mul)