KOORDINATOR DPP CIC PUSAT CECEP CAHYANA MENGGECAM KERAS KINERJA PLT. DIREKTUR RSUD M. SANI: “PEMIMPIN RUMAH SAKIT JANGAN BERMAIN DENGAN KEPENTINGAN BISNIS SAAT RAKYAT MENDERITA!”

Tempo.ID,Karimun – Pelayanan RSUD Muhammad Sani kembali menuai sorotan tajam dari publik. Kali ini, sorotan datang dari Koordinator DPP CIC Pusat, Cecep Cahyana, yang mengecam keras Plt. Direktur RSUD Muhammad Sani, dr. Dedi Abrianto, atas buruknya pelayanan yang dinilai tidak berpihak kepada masyarakat kelas bawah.

Pasalnya, sejumlah warga Kabupaten Karimun yang hendak menebus obat di bagian farmasi RSUD M. Sani justru mendapatkan jawaban mengejutkan dari petugas obat kosong.

Yang lebih menyakitkan, warga justru diarahkan membeli obat sendiri ke apotek luar dengan membawa resep dari dokter rumah sakit.
Dan lebih heran lagi Keluhan masyarakat setempat yang punya kartu BPJS harus membeli obat diluar sementara tiap bulan mereka membayar ke BPJS yang telah dibayar susah payah masyarakat tersebut jadi kegunaannya apa tanda tanya?

“Kami mencium aroma tak sedap. Ada dugaan kuat praktik permainan bisnis antara RSUD M. Sani dengan pihak apotek di luar. Ini bukan hanya kelalaian, tapi sudah masuk ranah ketidakadilan dan penyalahgunaan kewenangan!” tegas Cecep Cahyana dalam pernyataan sikapnya, Selasa (8/4).

Menurutnya, praktik seperti ini merupakan bentuk pengkhianatan terhadap hak-hak dasar masyarakat, terutama mereka yang menggantungkan harapan pada layanan rumah sakit milik pemerintah.

“Rakyat kecil datang dengan sakit, berharap sembuh. Tapi malah disuruh beli obat ke luar karena alasan klasik ‘obat kosong’. Ini bukan sekali dua kali terjadi. Ini sistematis, ini brutal, dan ini jelas harus diusut tuntas!” kata Cecep geram.

CIC (Corruption Investigation Committee) meminta Bupati Karimun untuk segera turun tangan dan memanggil semua pihak yang bertanggung jawab, terutama pimpinan rumah sakit dan pihak farmasi yang terlibat dalam rantai pelayanan.

“Kalau Bupati Karimun tidak segera ambil tindakan, berarti ada pembiaran. Kami tidak segan melaporkan persoalan ini ke Kementerian Kesehatan dan Ombudsman Republik Indonesia,” lanjut Cecep.

Ia menegaskan, rumah sakit daerah sejatinya adalah benteng terakhir rakyat kecil untuk mendapatkan layanan kesehatan yang adil dan manusiawi.

“Kami minta ini jadi peringatan keras! Jangan jadikan rumah sakit sebagai ladang bisnis di atas penderitaan rakyat. Jika permainan ini terbukti, kami desak dr. Dedi Abrianto untuk mundur dari jabatannya,” tegas Cecep menutup pernyataannya.

Masyarakat pun berharap agar kejadian serupa tidak terulang, dan pelayanan di RSUD M. Sani bisa kembali berpihak kepada masyarakat, terutama golongan yang paling membutuhkan.(red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *